Rencana Keuangan 2026: Kebijakan & Proyeksi di Tengah Gejolak Ekonomi GlobalBisnis
Rencana Keuangan 2026: Kebijakan & Proyeksi di Tengah Gejolak Ekonomi GlobalBisnis |
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan Rencana Keuangan Negara 2026, yang mencakup APBN, kebijakan fiskal, dan strategi pengelolaan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Tantangan utama datang dari fluktuasi harga komoditas, tekanan inflasi, pergerakan nilai tukar, dan perlambatan ekonomi dunia.
Rencana ini dirancang untuk menjaga stabilitas fiskal, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Kebijakan Fiskal Utama 2026
-
Defisit Terkendali
-
Target defisit APBN 2026 diproyeksikan tetap aman, sekitar 2,5% dari PDB, untuk menjaga kepercayaan investor dan stabilitas makro.
-
Pemerintah menekankan keseimbangan antara belanja sosial, infrastruktur, dan belanja produktif lainnya.
-
-
Optimalisasi Pendapatan Negara
-
Peningkatan penerimaan melalui reformasi pajak, pengawasan lebih ketat terhadap kepatuhan wajib pajak, dan diversifikasi sumber pendapatan.
-
Fokus pada sektor ekonomi digital, perdagangan, dan investasi hijau untuk menambah penerimaan non-komoditas.
-
-
Prioritas Belanja Produktif
-
Infrastruktur strategis, energi terbarukan, kesehatan, dan pendidikan menjadi fokus utama.
-
Belanja diarahkan untuk mendorong multiplier effect yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik.
-
-
Pengelolaan Utang dan Pembiayaan
-
Pemanfaatan instrumen utang dengan bunga rendah dan tenor panjang, baik dalam rupiah maupun valuta asing, untuk meminimalkan risiko pembayaran bunga di masa depan.
-
Cadangan devisa dijaga agar stabilitas nilai tukar tetap terjaga.
-
Proyeksi Ekonomi 2026
-
Pertumbuhan Ekonomi
-
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,0–5,3%, dengan dukungan belanja produktif dan investasi domestik.
-
-
Inflasi & Nilai Tukar
-
Inflasi diproyeksikan tetap terkendali di kisaran 3–4%, dengan Bank Indonesia menjaga stabilitas moneter dan nilai tukar rupiah.
-
Fluktuasi harga komoditas global akan menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi inflasi.
-
-
Investasi & Ekspor
-
Investasi di sektor industri, energi terbarukan, dan teknologi informasi diharapkan meningkat.
-
Ekspor non-migas, termasuk manufaktur dan produk digital, diproyeksikan menjadi penopang utama neraca perdagangan.
-
Tantangan di Tengah Gejolak Global
-
Ketidakpastian Global
-
Tekanan suku bunga tinggi di Amerika Serikat dan negara maju lainnya dapat memicu arus modal keluar.
-
Konflik geopolitik dan ketegangan perdagangan berpotensi menekan ekspor dan memengaruhi harga komoditas.
-
-
Fluktuasi Harga Komoditas
-
Indonesia sebagai negara ekspor komoditas harus mengantisipasi volatilitas harga minyak, gas, dan bahan baku pertanian.
-
-
Kebijakan Dalam Negeri
-
Konsistensi implementasi belanja produktif, reformasi perpajakan, dan pengawasan utang menjadi kunci menjaga stabilitas fiskal.
-
Strategi Menghadapi Tantangan
-
Diversifikasi Ekonomi: Mengurangi ketergantungan pada komoditas dan memperkuat sektor manufaktur, digital, dan jasa.
-
Efisiensi Belanja & Subsidi: Menyesuaikan alokasi belanja agar tetap produktif dan tepat sasaran, termasuk subsidi energi dan pangan.
-
Stabilitas Moneter: Bank Indonesia menjaga nilai tukar rupiah dan likuiditas pasar.
-
Penguatan Cadangan Devisa: Menjaga ketahanan ekonomi terhadap guncangan eksternal.